Sebelum anda meneruskan membaca tulisan ini, coba anda flashback sebentar ke masa sewaktu sampeyan masih di bangku SMA atau kuliah. Saya yakin paling tidak anda kenal dengan satu pria yang suka bergonta-ganti pasangan dan berulang kali pula menyakiti wanita. Namun yang aneh, tetap saja banyak wanita ngantri dan berebutan untuk jadi pacarnya. Malah mungkin beberapa wanita sampai bermusuhan dengan temannya sendiri hanya karena memperebutkan pria playboy atau bad boy ini. Tidak peduli betapa buruknya omongan orang-orang tentang si pria playboy itu, tidak peduli betapa si pria playboy rangkul-rangkulan dengan wanita-wanita yang berbeda di depan mata mereka sendiri, the playboy always get the girls. (Kata Tukul, Opooo…artine. hehe)
Sementara, anda si pria tulus dan baik hati hanya bisa kesal dan berpikir betapa bodohnya wanita-wanita tersebut. Padahal mereka tahu pria itu adalah playboy yang suka mempermainkan wanita. Padahal mereka tahu kalau mereka sampai jadian dengan pria itu mereka akan patah hati. Padahal mereka tahu kalau si pria sama sekali tidak layak untuk mereka. Padahal kalau ditanya, mereka akan menjawab, “Gak mungkin gue mau sama playboy kayak gitu!” Tapi tetap saja, apa yang mereka katakan di mulut lain dengan tindakan mereka. Dan sampeyan hanya bisa bingung dan gak habis piker khan, “Why?”
Saya bukan dukun, ahli nujum atau ahli dalam hal romantika percintaan anak muda. Namun tulisan saya kali ini adalah khusus untuk menjelaskan satu rahasia yang dapat anda terapkan dalam kehidupan percintaan anda. Selain itu juga membantu meningkatkan daya tarik anda di mata wanita. Kita semua tahu, wanita memiliki pola berpikir yang sangat berbeda dengan pria. Seperti salah satu buku yang pernah saya baca bahwa wanita lebih mengandalkan emosi daripada logika dalam setiap tindakannya, tak terkecuali dalam urusan cinta. Dalam urusan romance, perbedaan itu juga semakin nyata. Anda tidak bisa memakai pola pikir maskulin seperti kebanyakan orang untuk mengerti pandangan wanita tentang pria. Akibat indoktrinasi budaya selama ini (bahasa sederhananya, doktrin yang tak terasa dan akhirnya jadi kebiasaan), yang hampir semua pria menginginkan wanita yang masih ‘perawan.’ Bukan saja perawan dalam hal seksual, namun juga perawan dalam hal romance! Tidak ada pria yang menginginkan wanita yang sudah berpacaran puluhan kali sebelumnya.
Pria kebanyakan merasa bangga apabila dia menjadi pencetak score pertama mendahului pria-pria lainnya. Pria tidak suka apabila mendapat kesempatan belakangan dan sisa-sisa dari pria lain. Pria menginginkan wanita yang polos, murni dan belum terjamah oleh pria-pria lain. Kalaupun itu susah didapat, paling tidak pria lebih suka apabila pasangannya memiliki score pacaran di bawah dia. Tapi hal yang sama tidak berlaku untuk wanita. Justru yang terjadi adalah kebalikannya, wanita justru tertarik pada pria playboy yang sering bergonta-ganti pasangan karena itu membuktikan bahwa si pria adalah pria yang sudah teruji kualitasnya.
Di mata wanita, pria playboy adalah “barang” bagus yang dicari-cari semua orang, dan itu dibuktikan dengan banyaknya jumlah wanita yang jadi pasangannya. Kalau dia tidak berkualitas, mana mungkin wanita-wanita lain tertarik padanya. Pria playboy jelas bukan pria kesepian yang kerjaannya hanya maen stik Winning Eleven di pojok Jalan Patimura dan mencari wanita lewat Friendster. Dia adalah pria yang mampu memberikan apa yang diinginkan wanita-wanita. Dia adalah pria yang laku berat, dan wanita menyadari hal ini sepenuhnya. Wanita akan merasa bangga apabila dia berhasil menggaet seorang playboy. Karena apabila pria playboy mendekati seorang wanita, maka si wanita akan merasa tersanjung. “Kok bisa sih dia mau sama gue, padahal dia kan bisa dapetin wanita mana aja yang dia mau,” mungkin gitu pikirnya.
Tentu saja wanita akan menyangkal semua itu apabila anda bertanya padanya, karena logika dia juga menyetujui bahwa pria playboy sebenarnya bukan pasangan yang tepat untuk sebuah hubungan yang sehat. Tapi kita tahu bahwa apa yang wanita fikir atau yang dia inginkan berbeda dari kenyataan sebenarnya. Lalu apa yang bisa Anda terapkan dalam kehidupan romance anda setelah mengetahui hal ini? Sebenarnya simple saja. Mulai sekarang perbanyak lingkaran wanita-wanita anda, baik itu teman, gebetan, TTM (Maksudnya TTM, Teman-Temannya Margenuk.hehe) atau apa saja. Dan pastikan wanita-wanita tersebut tahu kalau anda punya banyak wanita yang lain.
Hal ini akan meningkatkan daya tarik anda di mata mereka. Saya tidak sedang menganjurkan teman-teman untuk menjadi playboy bajingan yang tidak bertanggung jawab dan menyakiti hati wanita, sama sekali tidak. Saya menganjurkan anda untuk memulai sebuah kehidupan sosial yang baru dan menyenangkan. Apabila anda sedang ngobrol dengan wanita yang anda suka, ceritakan tentang wanita-wanita anda yang lain. (Mungkin anjuran saya ini terlihat nggak masuk alias kadit kusam dan itu cara sedikit narsis). Sssst Tunggu dulu. Tapi anda harus lakukan semua itu dengan casual, jangan sampai terdengar membual, karena anda memang sedang bercerita saja dan bukan berusaha membuat dia terkesan. Kalau anda lakukan dengan benar, maka dia yang akan berusaha mendapatkan anda, dan bukan anda yang harus bersusah payah mengejar-ngejarnya. Banyak pria tidak mau, atau bahkan takut, untuk berbicara tentang wanita lain di hadapan wanita yang disukainya. Banyak pria takut kalau ketahuan ia dekat dengan wanita lain, maka si wanita akan men-cap-nya playboy, tidak setia dan akhirnya meninggalkannya dalam kesepian.
Hey bos, kalau Anda sampai dicap playboy, itu malah bagus untuk kehidupan romance-mu karena itu berarti dia memandangmu sebagai Most Wanted Guy (Ky’ MTV ae Most Wanted). Wanita akan berpikir, “Kalo gue nggak dapetin dia duluan, pasti bakalan ada wanita lain yang dapetin dia,” kira-kira gitu dalam hatinya. Contoh sederhana, anda pasti pernah lihat antrian panjang dan berjubelnya pembeli di salah satu penjual es tebu di Jalan HOS Cokroaminoto. Hanya dengan melihat antriannya saja, anda jadi penasaran seperti apa sih rasa es tebu. “Kenapa begitu banyak orang rela berlama-lama ngantri hanya untuk membeli minuman yang nggak kelas alias nggak keren itu?“ Akibatnya anda pun penasaran jadi ikut mengantri dan ingin mencoba es yang membuat orang rela berdiri dan menunggu. Saya yakin, efek yang sama terjadi juga dalam dunia romance.
Setuju atau tidak, tapi itulah kenyataannya. Tak sedikit wanita yang justru tertarik menjalin cinta dan akhirnya jatuh ke pelukan cowok bandel yang juga sering disebut bad boy. Entah sudah ada survey atau belum, pria tipe bad boy banyak memakan 'korban' karena memiliki karakter dan kepribadian yang memikat para wanita. Namun kenyataannya kaum hawa terbukti sangat sulit untuk menolak perilaku kurang ajar para lelaki ini. Rahasia yang membuat wanita terpikat wanita mungkin tergambar dalam tiga sifat buruk yang menjadi karakter seorang James Bond terutama yang diperankan Sean Connery. Kepribadian ini merupakan kombinasi antara sifat impulsif, pencari tantangan, narsisistis (gila pujaan), dan tak berperasaan. Dari sisi penampilan, pria tipe bad boy ini mungkin tidak semuanya menarik. Namun begitu, para wanita kerap menyeimbangkannya dengan sisi maskulin serta kemampuan si pria untuk memberinya sesuatu yang beda. Alhasil, para wanita yang tertantang mencoba affair akan tertarik dan menjalin cinta dengan pria tipe ini. James Bond juga Don Juan adalah contoh sempurna seorang penakluk wanita dengan pesona dan ciri kepribadian misterius. Dan mulai saat ini anda harus segera jadi pemeran James Bond di kehidupan percintaan anda. Wassalam. (ags/pra)
4 Comments
“….Sentuhlah dia tepat di hatinya, Dia kan jadi milikmu selamanya, Sentuh dengan setulus jiwa, buat hatinya terbang melayang….” (Rahasia Perempuan, Ari Lasso)
Cuplikan lagu diatas adalah jawaban singkat dari tulisan E-Book dengan judul “Cara gila mendapatkan wanita” yang saya baca seminggu yang lalu. Namun tembang dari mantan vokalis Dewa 19 itu bukan meniru atau ikut-ikutan awal tulisan yang mengutip lagu karya Ahmad Dhani “..Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku mesti kau tak cinta, kepadaku..”
Setiap pria di seluruh dunia ini pasti mendambakan cewek idaman. Dari direktur sampai 'batur' (pembantu). Dari profesi dokter hingga dangduter bahkan penunggang Fortuner hingga pengendara Scooter. Dari yang tinggal di gedung pencakar langit sampai yang tinggal di gubuk di desa yang saking ndesone menyebut galengan sawah aja katanya perempatan jalan besar. Semuanya pasti mendambakannya. Cewek idaman bisa saja di temui di mana saja. Di café, di sekolah, tempat kuliah IKIP Samadun, counter HP atau dimana saja. Namun apa yang terjadi bila sudah bertemu secara tidak sengaja di suatu tempat? Atau bertemu di tempat umum misalnya kendaraan umum? Tapi anda nggak siap menghadapi keadaan itu. Bayangkan anda naik bus dengan jarak sekitar 75 km dari Malang menuju Surabaya misalnya. Tiba-tiba ada seorang cewek cantik naik. Rambutnya hitam sebahu, kulitnya putih, hidungnya mancung, alisnya tebal, dan kayaknya agak judes gitu. Pokoknya ini adalah cewek idaman anda. Apalagi ia mengambil duduk di sheet 2 di samping anda. Pasti mata anda menjadi lincah, sekali-kali melihat padanya. Ingat, jangan buang kesempatan langka tersebut. Memang jika menghadapi kejadian ini, bisa saja tak ada tindakan apapun yang dilakukan, mulut jadi tercekat, lidah jadi kelu (unspeechless), otot-otot jadi kaku tak bisa digerakkan, salah tingkah, nderedeg lah pokok’e, tak tahu harus bagaimana. Jika anda tak tanya nama, no HP, dll pasti penyesalan yang akan menghinggapi anda. Akhirnya jadi menyesal setelah wanita keburu pergi, turun dari bus. Karena kesempatan itu hanya terjadi sekali seumur hidup. Karena itu haruslah punya jurus memecahkan kebuntuan ini. (Koyo’ cerita pribadiae.hehe) Yang menjadi masalah sebetulnya adalah kebekuan suasana. Kalau sudah terpecahkan, bahkan mencair, selanjutnya menjadi enak. Lancar, bagai air sungai bengawan yang mengalir sampai jauh dari Ngraho sampai Ledok Kulon. Cuma bagaimana memecahkannya ? Sederhana. Sapa! Ya sapa. Sapalah dengan sesuatu yang sesuai dengan kondisi dan situasi. Bila sudah dipancing sapaan, akan ada jawaban. Dari jawaban ini bisa tercipta percakapan. Bila percakapan menjadi lancar akan tercipta kesan baik. Selanjutnya ya terserah anda... Bagaimana bila jawabannya tidak enak? Tidak usah kecewa, tidak usah bersedih. Toh kita sudah berusaha. Itu sudah jadi pahala kita, karena kita sudah ramah dengan menyapanya. Bukankah sapaan dengan senyum adalah amal ibadah yang paling mudah dan murah? (Ini memang alasan yang bikin adem hati kita, nyenengke ati biar gak ngersulo he.. he..)
Sssst….Mungkin Ini Rahasia Wanita
Wanita kebanyakan, emosinya suka meletup-letup, jadi anda harus mengerti dan meredamnya. Jangan didiamkan atau dimarahi. Wanita suka didengarkan, selalu ingin merasa aman, dan pria harus mempunyai empati bukan hanya sekedar simpati. Sang wanita sangat suka suasana romantis, selalu ingin merasa cantik, jadi pujilah kecantikannya dengan dibumbuhi bohongan dikit-dikit.hehe Ternyata, bukan wajah tampan atau rekening gemuk di Bank yang meluluhkan hati perempuan untuk menjalin hubungan yang lebih serius. Lalu, perempuan suka dengan lelaki yang seperti apa? Meminjam tulisan Dr Joseph Peter Ghougassian sang penulis Sayap-Sayap Pemikiran Kahlil Gibran, tulisan itu menyebut 42% perempuan nyaman dengan pria yang memiliki rasa humor, dan 38% perempuan lainnya luluh karena pria berhati tulus. Sementara itu “hanya” 2% perempuan saja yang meletakkan tampang sebagai prioritas utama, serta 3% perempuan yang memilih pasangan karena si lelaki sukses dalam karir dan mapan secara finansial. Jadi, mayoritas perempuan suka lelaki yang memiliki selera humor tinggi, serta nyambung kalau diajak ngomong, bukan lelaki kaya. Sederhana sebetulnya. Inilah saatnya, para lelaki berwajah standar dan keuangan biasa-biasa saja, sudah waktunya mengasah diri, demi memenangkan “pertarungan” merebut hati perempuan pujaan hatinya. Untuk menjadi gentlemen, jelas perlu latihan dari hal-hal yang kecil untuk kemudian menjadi terbiasa. Dan dalam beberapa saat, anda sudah menjadi lelaki bermutu. Untuk mengubah diri bisa dimulai dari beberapa hal. Misalnya, saat makan ngajak Dek Tika di Selamat Pagi Bu Pii atau di Dermaga café, pramusaji tanpa sengaja mencipratkan air minum dan mengenai baju pasangan sampean. Daripada ngedumel, lebih baik anda mengambil lap makan atau tisu dan mengeringkan pakaiannya. Awalnya si dia (Dek Tika, Red) barangkali menolak dan tidak nyaman, namun jauh dalam hatinya, amat menyukai tindakan itu. Jadi anda juga harus paham, fahman, mengerti tentang sikap dan tingkah wanita yang menunjukkan suasana hatinya.
Tanda-tanda bahwa wanita merasa dirinya kurang senang dengan lelaki teman bicaranya, bisa dilihat dari gerakan-gerakan tubuh yang berlebihan seperti dalam menyilangkan kaki, melipat tangan, atau kedua bibirnya terkatup erat. seorang wanita yang kerap menyentuh atau merapikan rambutnya dengan jari-jari tangan, dapat diartikan sebagai wanita yang suka mendapat belaian. Namun, seorang wanita yang merasa tertarik kepada seorang lelaki ketika bertemu, dapat memberi bahasa tubuh berupa menyibak rambutnya agar tidak menutup wajah. Namun, hati-hati itu juga bisa dianggap sebagai salah satu isyarat godaan. Sedangkan apabila wanita malah membiarkan rambutnya menutupi wajah dan membiarkan terurai menutupi sebahagian matanya, dapat diartikan wanita itu kurang sreg dengan apa yang dilakukannya saat itu. Ternyata wanita punya banyak rahasia yang mungkin bisa bermanfaat dan dimanfaatkan oleh kaum Adam.
Contoh Sederhana Di Sekitar Kita
Dari beberapa teman yang saya kenal, misalnya salah satu lulusan SMA di Bojonegoro, ambil contoh Andi Fajar dan Andi Hakim. Si Andi Fajar yang biasa dipanggil Kepuh anaknya nggak ganteng-ganteng amat dan agak bloon, sedangkan Andi Hakim anaknya lumayan tampan, pinter dan agak serius. Namun apa yang terjadi, kalau masalah wanita jangan ditanya kiprah si Kepuh. Selain sudah punya pacar sah namun dalam waktu bersamaan dia juga dapat menggaet dua cewek lain sekaligus. Mahasiswa semester I Untag Surabaya itu terkenal dengan gonta-ganti pasangan. Bahkan, dalam satu kesempatan 2 wanita saling klaim dan berusaha merebut hati Kepuh. Namun kenyataan itu berbeda 180 derajat dengan Andi Hakim. Dengan sosok yang menurut saya lebih dibandingkan Kepuh, namun hingga lulus SMA dia tak punya pasangan. Jadi ternyata sikap yang terlalu serius yang dimiliki Andi Hakim tidak diminati wanita. Memang benar, wanita lebih mengandalkan emosi daripada logika dalam berfikir dan mengambil sikap.
Ambil cerita lain yang diungkap tulisan E-Book diambil kisah nyata romansa yang mengambil contoh sang super model seksi kelas wahid Heidi Klum yang terjerat oleh penyanyi Seal. Di dunia selebriti Indonesia, hal itu juga banyak terjadi. Bintang film dan penyanyi Dessy Ratnasari yang jatuh dipelukan lelaki tua Sammy Hamzah. Juga pemain sinetron Moudy Wilhelmina yang hanya memilih “seorang kameramen” untuk menjadi pasangan hidupnya daripada puluhan aktor tampan yang menjadi lawan mainnya. Walaupun akhirnya kedua pasangan itu bercerai, namun keputusan mereka menikah saat itu menjadi perbincangan publik. Juga yang terakhir Dewi Sandra usai berpisah dengan Surya Sahputra, akhirnya jatuh ke pelukan Glend fredly mantan vokalis Funk Seccion. Awal tahun 1990-an, publik juga dikejutkan dengan keputusan penyanyi cantik asal kota dingin Malang Krisdayanti. Saat itu, adik Yuni Shara tersebut kepincut dengan penyanyi dan pencipta lagu Anang Hermansyah. Padahal, waktu mereka menjalin romansa, Anang belum seperti saat ini dan masih keluar-masuk dari café ke café untuk ‘ngamen”. Padahal saat menjalin hubungan, Kris Dayanti sudah naik daun sedangkan Anang masih menjadi sosok cuek, biasa saja, dengan potongan rambut gondrong yang jauh dari kesan lelaki spesial.
Contoh lain dari “dunia goyang” Jawa Timur. Beberapa penyanyi papan atas jatuh ke pelukan lelaki yang hanya sebagai pemukul atau pemain orkes. Bkan lelaki tampan dan pengusaha. Biduan nomor wahid seperti Lusiana Safara pun berlutut di kaki keyboardist OM. SERA yang nggak terlalu ganteng dan akhirnya sejoli itu naik ke palaminan. Juga Irma Permatasari, teman seangkatan Lusiana, yang hanya memilih Ivan sang pemukul kendang. Padahal dari segi materi, sang biduan jauh di atas pasangannya. Selain sudah menjadi takdir dan rahasia Tuhan, saya nggak ngerti pertimbangan apa yang dipakai untuk memutuskan hal tersebut. Mungkin saja karena mereka sering ketemu dan rajutan cinta mulai terjalin, namun bisa disimpulkan materi dan wajah tampan bukan lagi menjadi ukuran dan pertimbangan menjalin hubungan.
Jeratlah Ia Dengan mencoba Mengerti Kebiasaannya
Ketika menyukai lawan jenis, wanita sulit untuk mencari sesuatu yang dia benci tentang orang yang dia sayangi. Karena itu banyak wanita yang patah hati bahkan menangis berhari-hari bila hubungannya putus di tengah jalan. Bahkan ketika sang teman bercerita yang mengetahui si lelaki menduakan cintanya, sang wanita tidak serta merta percaya. Walaupun pada keadaan paling ekstrim, dia memergoki sendiri pasangannnya selingkuh dengan wanita lain, belum tentu ia mau melepaskan cintanya. Bisa saja saat itu, sang wanita kontan marah namun seiring berjalannya waktu dan proses tak tertutup kemungkinan si wanita walaupun dikhianati akan memaafkan pasangannya.
Dalam satu keadaan, ketika wanita tertarik dengan salah satu pria, ia akan sulit menyembunyikan perasaannya. Bila tiba-tiba lelaki yang dicintainya merespon dengan menghubungi melalui ponselnya, si gadis mungkin akan bersikap acuh tak acuh seolah-olah tidak berminat. Tetapi sebenarnya, dia akan berteriak senang dan tak sampai sepuluh menit, semua teman-temannya akan tahu berita tersebut. (Artinya, ia pasti cerita kepada setiap orang yang ditemuinya, eh si dia kemarin malem telepon aku lho. Gitu, kira-kira ia bercerita). Bahkan ketika dia komunikasi lewat SMS misalnya, saya yakin SMS masuk tak akan dihapus karena setiap malam dibacanya berulang-ulang sambil tidur-tiduran di kamar dengan ketawa-ketawa sendiri. (Bukan hanya wanita, aku yo ngunu kok Dul.hehe). Setelah sorang gadis jatuh cinta, dia akan sering bertanya-tanya dalam hatinya, mengapa aku tak bertemu lelaki ini lebih awal. Selain itu, wanita menyukai pujian tetapi selalu tidak tahu cara menerima pujian itu. Dan sebuah senyuman memberi seribu arti bagi wanita. Jadi jangan senyum sembarangan kepada wanita. Karena senyuman itu mahal, jangan diobral. Juga setiap kali melihat foto bersama yang ada foto pasangannya, pertama dicari oleh wanita ialah siapa yang berdiri di sebelah buah hatinya. Dalam artian, perasaan cemburu dan ketakutan dengan wanita yang kebetulan bersebelahan berfoto dengan pasangannya itu dapat menjadi saingannya. Wanita mudah jatuh hati pada lelaki yang perhatian dan baik terhadapnya. Jadi, kalau mau memikat wanita pandai-pandailah perhatian kepadanya. Ingat, jangan keterlaluan dan norak perhatiannya karena hal tersebut bisa saja menggagalkan anda menggaet dia. Terakhir, jika kebetulan melihat perempuan cantik yang lewat atau berada di dekat anda, pandanglah matanya. Namun jangan memandang bagian tubuh lain, karena ia akan merasa risih. Tatap matanya dengan tajam dan curi-curi pandang, dan jika ia membalas tatapan itu, buang pandangan anda ke tempat lain. Buat dia penasaran. Entah sebagian atau mayoritas, wanita suka dengan sosok lelaki misterius. Jika anda beruntung, bisa-bisa anda akan dikejar dan si dia akan berusaha mencari identitas anda. Jadi tunggu apa lagi Pecinta Wanita, jangan lama-lama, sekarang juga selesaikan secara militer……(wassalam) (ags/pra)
Teuku Umar, 30 November 2008
15.40 WIB
Cuplikan lagu diatas adalah jawaban singkat dari tulisan E-Book dengan judul “Cara gila mendapatkan wanita” yang saya baca seminggu yang lalu. Namun tembang dari mantan vokalis Dewa 19 itu bukan meniru atau ikut-ikutan awal tulisan yang mengutip lagu karya Ahmad Dhani “..Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku mesti kau tak cinta, kepadaku..”
Setiap pria di seluruh dunia ini pasti mendambakan cewek idaman. Dari direktur sampai 'batur' (pembantu). Dari profesi dokter hingga dangduter bahkan penunggang Fortuner hingga pengendara Scooter. Dari yang tinggal di gedung pencakar langit sampai yang tinggal di gubuk di desa yang saking ndesone menyebut galengan sawah aja katanya perempatan jalan besar. Semuanya pasti mendambakannya. Cewek idaman bisa saja di temui di mana saja. Di café, di sekolah, tempat kuliah IKIP Samadun, counter HP atau dimana saja. Namun apa yang terjadi bila sudah bertemu secara tidak sengaja di suatu tempat? Atau bertemu di tempat umum misalnya kendaraan umum? Tapi anda nggak siap menghadapi keadaan itu. Bayangkan anda naik bus dengan jarak sekitar 75 km dari Malang menuju Surabaya misalnya. Tiba-tiba ada seorang cewek cantik naik. Rambutnya hitam sebahu, kulitnya putih, hidungnya mancung, alisnya tebal, dan kayaknya agak judes gitu. Pokoknya ini adalah cewek idaman anda. Apalagi ia mengambil duduk di sheet 2 di samping anda. Pasti mata anda menjadi lincah, sekali-kali melihat padanya. Ingat, jangan buang kesempatan langka tersebut. Memang jika menghadapi kejadian ini, bisa saja tak ada tindakan apapun yang dilakukan, mulut jadi tercekat, lidah jadi kelu (unspeechless), otot-otot jadi kaku tak bisa digerakkan, salah tingkah, nderedeg lah pokok’e, tak tahu harus bagaimana. Jika anda tak tanya nama, no HP, dll pasti penyesalan yang akan menghinggapi anda. Akhirnya jadi menyesal setelah wanita keburu pergi, turun dari bus. Karena kesempatan itu hanya terjadi sekali seumur hidup. Karena itu haruslah punya jurus memecahkan kebuntuan ini. (Koyo’ cerita pribadiae.hehe) Yang menjadi masalah sebetulnya adalah kebekuan suasana. Kalau sudah terpecahkan, bahkan mencair, selanjutnya menjadi enak. Lancar, bagai air sungai bengawan yang mengalir sampai jauh dari Ngraho sampai Ledok Kulon. Cuma bagaimana memecahkannya ? Sederhana. Sapa! Ya sapa. Sapalah dengan sesuatu yang sesuai dengan kondisi dan situasi. Bila sudah dipancing sapaan, akan ada jawaban. Dari jawaban ini bisa tercipta percakapan. Bila percakapan menjadi lancar akan tercipta kesan baik. Selanjutnya ya terserah anda... Bagaimana bila jawabannya tidak enak? Tidak usah kecewa, tidak usah bersedih. Toh kita sudah berusaha. Itu sudah jadi pahala kita, karena kita sudah ramah dengan menyapanya. Bukankah sapaan dengan senyum adalah amal ibadah yang paling mudah dan murah? (Ini memang alasan yang bikin adem hati kita, nyenengke ati biar gak ngersulo he.. he..)
Sssst….Mungkin Ini Rahasia Wanita
Wanita kebanyakan, emosinya suka meletup-letup, jadi anda harus mengerti dan meredamnya. Jangan didiamkan atau dimarahi. Wanita suka didengarkan, selalu ingin merasa aman, dan pria harus mempunyai empati bukan hanya sekedar simpati. Sang wanita sangat suka suasana romantis, selalu ingin merasa cantik, jadi pujilah kecantikannya dengan dibumbuhi bohongan dikit-dikit.hehe Ternyata, bukan wajah tampan atau rekening gemuk di Bank yang meluluhkan hati perempuan untuk menjalin hubungan yang lebih serius. Lalu, perempuan suka dengan lelaki yang seperti apa? Meminjam tulisan Dr Joseph Peter Ghougassian sang penulis Sayap-Sayap Pemikiran Kahlil Gibran, tulisan itu menyebut 42% perempuan nyaman dengan pria yang memiliki rasa humor, dan 38% perempuan lainnya luluh karena pria berhati tulus. Sementara itu “hanya” 2% perempuan saja yang meletakkan tampang sebagai prioritas utama, serta 3% perempuan yang memilih pasangan karena si lelaki sukses dalam karir dan mapan secara finansial. Jadi, mayoritas perempuan suka lelaki yang memiliki selera humor tinggi, serta nyambung kalau diajak ngomong, bukan lelaki kaya. Sederhana sebetulnya. Inilah saatnya, para lelaki berwajah standar dan keuangan biasa-biasa saja, sudah waktunya mengasah diri, demi memenangkan “pertarungan” merebut hati perempuan pujaan hatinya. Untuk menjadi gentlemen, jelas perlu latihan dari hal-hal yang kecil untuk kemudian menjadi terbiasa. Dan dalam beberapa saat, anda sudah menjadi lelaki bermutu. Untuk mengubah diri bisa dimulai dari beberapa hal. Misalnya, saat makan ngajak Dek Tika di Selamat Pagi Bu Pii atau di Dermaga café, pramusaji tanpa sengaja mencipratkan air minum dan mengenai baju pasangan sampean. Daripada ngedumel, lebih baik anda mengambil lap makan atau tisu dan mengeringkan pakaiannya. Awalnya si dia (Dek Tika, Red) barangkali menolak dan tidak nyaman, namun jauh dalam hatinya, amat menyukai tindakan itu. Jadi anda juga harus paham, fahman, mengerti tentang sikap dan tingkah wanita yang menunjukkan suasana hatinya.
Tanda-tanda bahwa wanita merasa dirinya kurang senang dengan lelaki teman bicaranya, bisa dilihat dari gerakan-gerakan tubuh yang berlebihan seperti dalam menyilangkan kaki, melipat tangan, atau kedua bibirnya terkatup erat. seorang wanita yang kerap menyentuh atau merapikan rambutnya dengan jari-jari tangan, dapat diartikan sebagai wanita yang suka mendapat belaian. Namun, seorang wanita yang merasa tertarik kepada seorang lelaki ketika bertemu, dapat memberi bahasa tubuh berupa menyibak rambutnya agar tidak menutup wajah. Namun, hati-hati itu juga bisa dianggap sebagai salah satu isyarat godaan. Sedangkan apabila wanita malah membiarkan rambutnya menutupi wajah dan membiarkan terurai menutupi sebahagian matanya, dapat diartikan wanita itu kurang sreg dengan apa yang dilakukannya saat itu. Ternyata wanita punya banyak rahasia yang mungkin bisa bermanfaat dan dimanfaatkan oleh kaum Adam.
Contoh Sederhana Di Sekitar Kita
Dari beberapa teman yang saya kenal, misalnya salah satu lulusan SMA di Bojonegoro, ambil contoh Andi Fajar dan Andi Hakim. Si Andi Fajar yang biasa dipanggil Kepuh anaknya nggak ganteng-ganteng amat dan agak bloon, sedangkan Andi Hakim anaknya lumayan tampan, pinter dan agak serius. Namun apa yang terjadi, kalau masalah wanita jangan ditanya kiprah si Kepuh. Selain sudah punya pacar sah namun dalam waktu bersamaan dia juga dapat menggaet dua cewek lain sekaligus. Mahasiswa semester I Untag Surabaya itu terkenal dengan gonta-ganti pasangan. Bahkan, dalam satu kesempatan 2 wanita saling klaim dan berusaha merebut hati Kepuh. Namun kenyataan itu berbeda 180 derajat dengan Andi Hakim. Dengan sosok yang menurut saya lebih dibandingkan Kepuh, namun hingga lulus SMA dia tak punya pasangan. Jadi ternyata sikap yang terlalu serius yang dimiliki Andi Hakim tidak diminati wanita. Memang benar, wanita lebih mengandalkan emosi daripada logika dalam berfikir dan mengambil sikap.
Ambil cerita lain yang diungkap tulisan E-Book diambil kisah nyata romansa yang mengambil contoh sang super model seksi kelas wahid Heidi Klum yang terjerat oleh penyanyi Seal. Di dunia selebriti Indonesia, hal itu juga banyak terjadi. Bintang film dan penyanyi Dessy Ratnasari yang jatuh dipelukan lelaki tua Sammy Hamzah. Juga pemain sinetron Moudy Wilhelmina yang hanya memilih “seorang kameramen” untuk menjadi pasangan hidupnya daripada puluhan aktor tampan yang menjadi lawan mainnya. Walaupun akhirnya kedua pasangan itu bercerai, namun keputusan mereka menikah saat itu menjadi perbincangan publik. Juga yang terakhir Dewi Sandra usai berpisah dengan Surya Sahputra, akhirnya jatuh ke pelukan Glend fredly mantan vokalis Funk Seccion. Awal tahun 1990-an, publik juga dikejutkan dengan keputusan penyanyi cantik asal kota dingin Malang Krisdayanti. Saat itu, adik Yuni Shara tersebut kepincut dengan penyanyi dan pencipta lagu Anang Hermansyah. Padahal, waktu mereka menjalin romansa, Anang belum seperti saat ini dan masih keluar-masuk dari café ke café untuk ‘ngamen”. Padahal saat menjalin hubungan, Kris Dayanti sudah naik daun sedangkan Anang masih menjadi sosok cuek, biasa saja, dengan potongan rambut gondrong yang jauh dari kesan lelaki spesial.
Contoh lain dari “dunia goyang” Jawa Timur. Beberapa penyanyi papan atas jatuh ke pelukan lelaki yang hanya sebagai pemukul atau pemain orkes. Bkan lelaki tampan dan pengusaha. Biduan nomor wahid seperti Lusiana Safara pun berlutut di kaki keyboardist OM. SERA yang nggak terlalu ganteng dan akhirnya sejoli itu naik ke palaminan. Juga Irma Permatasari, teman seangkatan Lusiana, yang hanya memilih Ivan sang pemukul kendang. Padahal dari segi materi, sang biduan jauh di atas pasangannya. Selain sudah menjadi takdir dan rahasia Tuhan, saya nggak ngerti pertimbangan apa yang dipakai untuk memutuskan hal tersebut. Mungkin saja karena mereka sering ketemu dan rajutan cinta mulai terjalin, namun bisa disimpulkan materi dan wajah tampan bukan lagi menjadi ukuran dan pertimbangan menjalin hubungan.
Jeratlah Ia Dengan mencoba Mengerti Kebiasaannya
Ketika menyukai lawan jenis, wanita sulit untuk mencari sesuatu yang dia benci tentang orang yang dia sayangi. Karena itu banyak wanita yang patah hati bahkan menangis berhari-hari bila hubungannya putus di tengah jalan. Bahkan ketika sang teman bercerita yang mengetahui si lelaki menduakan cintanya, sang wanita tidak serta merta percaya. Walaupun pada keadaan paling ekstrim, dia memergoki sendiri pasangannnya selingkuh dengan wanita lain, belum tentu ia mau melepaskan cintanya. Bisa saja saat itu, sang wanita kontan marah namun seiring berjalannya waktu dan proses tak tertutup kemungkinan si wanita walaupun dikhianati akan memaafkan pasangannya.
Dalam satu keadaan, ketika wanita tertarik dengan salah satu pria, ia akan sulit menyembunyikan perasaannya. Bila tiba-tiba lelaki yang dicintainya merespon dengan menghubungi melalui ponselnya, si gadis mungkin akan bersikap acuh tak acuh seolah-olah tidak berminat. Tetapi sebenarnya, dia akan berteriak senang dan tak sampai sepuluh menit, semua teman-temannya akan tahu berita tersebut. (Artinya, ia pasti cerita kepada setiap orang yang ditemuinya, eh si dia kemarin malem telepon aku lho. Gitu, kira-kira ia bercerita). Bahkan ketika dia komunikasi lewat SMS misalnya, saya yakin SMS masuk tak akan dihapus karena setiap malam dibacanya berulang-ulang sambil tidur-tiduran di kamar dengan ketawa-ketawa sendiri. (Bukan hanya wanita, aku yo ngunu kok Dul.hehe). Setelah sorang gadis jatuh cinta, dia akan sering bertanya-tanya dalam hatinya, mengapa aku tak bertemu lelaki ini lebih awal. Selain itu, wanita menyukai pujian tetapi selalu tidak tahu cara menerima pujian itu. Dan sebuah senyuman memberi seribu arti bagi wanita. Jadi jangan senyum sembarangan kepada wanita. Karena senyuman itu mahal, jangan diobral. Juga setiap kali melihat foto bersama yang ada foto pasangannya, pertama dicari oleh wanita ialah siapa yang berdiri di sebelah buah hatinya. Dalam artian, perasaan cemburu dan ketakutan dengan wanita yang kebetulan bersebelahan berfoto dengan pasangannya itu dapat menjadi saingannya. Wanita mudah jatuh hati pada lelaki yang perhatian dan baik terhadapnya. Jadi, kalau mau memikat wanita pandai-pandailah perhatian kepadanya. Ingat, jangan keterlaluan dan norak perhatiannya karena hal tersebut bisa saja menggagalkan anda menggaet dia. Terakhir, jika kebetulan melihat perempuan cantik yang lewat atau berada di dekat anda, pandanglah matanya. Namun jangan memandang bagian tubuh lain, karena ia akan merasa risih. Tatap matanya dengan tajam dan curi-curi pandang, dan jika ia membalas tatapan itu, buang pandangan anda ke tempat lain. Buat dia penasaran. Entah sebagian atau mayoritas, wanita suka dengan sosok lelaki misterius. Jika anda beruntung, bisa-bisa anda akan dikejar dan si dia akan berusaha mencari identitas anda. Jadi tunggu apa lagi Pecinta Wanita, jangan lama-lama, sekarang juga selesaikan secara militer……(wassalam) (ags/pra)
Teuku Umar, 30 November 2008
15.40 WIB
Cerita dan Ulasan Terselip dari Jalan-Jalan
Bepergian ke klub ajeb-ajeb yang menyuguhkan house musik, kini kian mewabah dan menjangkiti para maniak clubber. Ada yang datang sekedar untuk menikmati musik, menikmati keceriaan, bergaul, atau hanya gaya-gayaan saja alias gengsi. Berpakaian serba putih dipadu rok span berbahan jeans , dua perempuan muda mendekati panggung tempat para DJ (disc jockey) beraksi. Berjalan menuju ke sana, tubuh mereka bergoyang pelan. Namun, sejurus kemudian, keduanya lantas mengangkat kedua tangan. Terdengar teriakan kecil, namun tertelan suara riuh musik. Mereka lalu bergoyang dengan kencang, mengikuti irama musik house beraliran progresif. Sementara di belakang kedua perempuan itu, puluhan orang ikutan bergoyang sambil mengangkat tangan ke atas. Satu dua di antaranya sambil mengangkat botol bir sambil berteriak, "Ampun DJ...” Cerita di atas adalah sedikit gambaran suasana tempat hiburan malam dengan tingkah polah partygoers. Warna-warni permainan sinar laser cepat membuat suasana kian panas. Malam larut, bahkan menjelang dini hari pun tak terasa. Pengunjung yang mengenakan dress code putih, menikmati malam dengan suasana happy. Melupakan persoalan dan kesibukan setelah, mungkin sibuk bekerja atau kuliah selama sepekan. Clubbing bukan hanya melanda Jakarta, namun juga hinggap ke kota-kota besar seperti Surabaya, Semarang, Jogjakarta, hingga kota dingin Malang. Gaya hidup ini mulanya berjalan lambat, tapi dalam lima tahun terakhir melejit cepat. Hal ini ditandai dengan berdirinya banyak klub baru. Juga penyelenggaraan pesta, mulai dari rave party yang hanya terdiri atas puluhan orang sampai ratusan orang yang diselenggarakan sebuah klub malam. Fenomena ini tentu tak disia-siakan sponsor untuk menancapkan citra. Maka, lihatlah, beragam tempat ajeb-ajeb menggelar party dengan beragam sponsor, mulai minuman hingga rokok. Gaya hidup clubbing yang didorong oleh makin populernya house music sebagai pengganti disko. Sekitar tahun 1998, saat penulis awal kuliah di Malang, perkembangan clubbing masih terasa lambat. Walau begitu, musik house sudah banyak penggemarnya. Namun saat itu musik clubbing identik dengan citra negatif. Maklum, pil ekstasi mulai masuk ke Indonesia. Pil yang bisa mendorong euforia itu bagi sebagian orang hanya klop dikonsumsi dengan iringan musik house. Fenomena ini mendorong makin banyak orang mendatangi diskotek, untuk mendengarkan musik house. Istilah fly, tripping, atau lagi on mulai muncul. Tidak heran, sebab, mengkonsumsi ekstasi katanya mampu menstimulasi seseorang menyatu dengan musik house. Tempat hiburan yang menyuguhkan musik ini pun semakin menjamur. Sekarang dugem tak lepas dari kilatan lighting effect yang gemerlap dan gemuruh sound music disco. Bahkan, tak jarang DJ yang ditampilkan pun impor dari luar. Ya, musik ajeb-ajeb di tempat dugem memang sudah mewabah. Dunia gemerlap kehidupan malam alias dugem memang dari dulu selalu identik dengan citra gelap. Alkohol, narkoba, dan seks bebas adalah tiga hal yang selalu disandingkan bersama dengan dunia pesta dan dansa-dansi. Pandangan negatif bukan tanpa alasan. crowd yang sengaja datang ke diskotek untuk mendengarkan house music, hampir dapat dipastikan selalu berakhir mabuk atau sakau oleh berbagai jenis ekstasi yang “beredar” bebas. Bahkan pandangan tentang house music hanya bisa dinikmati sambil tripping bukan isapan jempol. Keadaan di Indonesia memang sudah mulai berubah. Banyak crowd Indonesia yang datang ke sebuah pesta di klub untuk benar-benar menikmati musik yang dimainkan DJ favoritnya. Saat ini, membersihkan citra musik house dan dunia clubbing Indonesia itu yang menjadi misi ouwner tempat hiburan malam, dan belakangan sudah mulai tampak. (Namun upaya ini sedikit “tercoreng” dengan tertangkapnya pemilik klub malam yang berinisial F beberapa hari yang lalu. Pemilik klub malam yang saya tulis bersambung pada edisi 3 itu tertangkap saat pesta shabu-shabu di rumah mewahnya di kawasan Jalan Ijen). Para pengunjung party amat jarang yang mabuk drug, paling hanya sebatas bir, atau minuman red label saja. Kini, keadaan telah berubah. Rave party bukan lagi sekadar ajang pesta gila-gilaan dan kampungan dengam bergoyang tak tentu arah karena sebelum datang mengonsumsi pil estasi atau narkoba. Tetapi, banyak yang datang memang demi menikmati sebuah sajian musik yang mampu menggembirakan hati, melupakan persoalan, dan sekalian berolahraga. Termasuk Andakah? Kalau saya iya………Wassalam. (Agus C.Winardi / Prawoto)
Bepergian ke klub ajeb-ajeb yang menyuguhkan house musik, kini kian mewabah dan menjangkiti para maniak clubber. Ada yang datang sekedar untuk menikmati musik, menikmati keceriaan, bergaul, atau hanya gaya-gayaan saja alias gengsi. Berpakaian serba putih dipadu rok span berbahan jeans , dua perempuan muda mendekati panggung tempat para DJ (disc jockey) beraksi. Berjalan menuju ke sana, tubuh mereka bergoyang pelan. Namun, sejurus kemudian, keduanya lantas mengangkat kedua tangan. Terdengar teriakan kecil, namun tertelan suara riuh musik. Mereka lalu bergoyang dengan kencang, mengikuti irama musik house beraliran progresif. Sementara di belakang kedua perempuan itu, puluhan orang ikutan bergoyang sambil mengangkat tangan ke atas. Satu dua di antaranya sambil mengangkat botol bir sambil berteriak, "Ampun DJ...” Cerita di atas adalah sedikit gambaran suasana tempat hiburan malam dengan tingkah polah partygoers. Warna-warni permainan sinar laser cepat membuat suasana kian panas. Malam larut, bahkan menjelang dini hari pun tak terasa. Pengunjung yang mengenakan dress code putih, menikmati malam dengan suasana happy. Melupakan persoalan dan kesibukan setelah, mungkin sibuk bekerja atau kuliah selama sepekan. Clubbing bukan hanya melanda Jakarta, namun juga hinggap ke kota-kota besar seperti Surabaya, Semarang, Jogjakarta, hingga kota dingin Malang. Gaya hidup ini mulanya berjalan lambat, tapi dalam lima tahun terakhir melejit cepat. Hal ini ditandai dengan berdirinya banyak klub baru. Juga penyelenggaraan pesta, mulai dari rave party yang hanya terdiri atas puluhan orang sampai ratusan orang yang diselenggarakan sebuah klub malam. Fenomena ini tentu tak disia-siakan sponsor untuk menancapkan citra. Maka, lihatlah, beragam tempat ajeb-ajeb menggelar party dengan beragam sponsor, mulai minuman hingga rokok. Gaya hidup clubbing yang didorong oleh makin populernya house music sebagai pengganti disko. Sekitar tahun 1998, saat penulis awal kuliah di Malang, perkembangan clubbing masih terasa lambat. Walau begitu, musik house sudah banyak penggemarnya. Namun saat itu musik clubbing identik dengan citra negatif. Maklum, pil ekstasi mulai masuk ke Indonesia. Pil yang bisa mendorong euforia itu bagi sebagian orang hanya klop dikonsumsi dengan iringan musik house. Fenomena ini mendorong makin banyak orang mendatangi diskotek, untuk mendengarkan musik house. Istilah fly, tripping, atau lagi on mulai muncul. Tidak heran, sebab, mengkonsumsi ekstasi katanya mampu menstimulasi seseorang menyatu dengan musik house. Tempat hiburan yang menyuguhkan musik ini pun semakin menjamur. Sekarang dugem tak lepas dari kilatan lighting effect yang gemerlap dan gemuruh sound music disco. Bahkan, tak jarang DJ yang ditampilkan pun impor dari luar. Ya, musik ajeb-ajeb di tempat dugem memang sudah mewabah. Dunia gemerlap kehidupan malam alias dugem memang dari dulu selalu identik dengan citra gelap. Alkohol, narkoba, dan seks bebas adalah tiga hal yang selalu disandingkan bersama dengan dunia pesta dan dansa-dansi. Pandangan negatif bukan tanpa alasan. crowd yang sengaja datang ke diskotek untuk mendengarkan house music, hampir dapat dipastikan selalu berakhir mabuk atau sakau oleh berbagai jenis ekstasi yang “beredar” bebas. Bahkan pandangan tentang house music hanya bisa dinikmati sambil tripping bukan isapan jempol. Keadaan di Indonesia memang sudah mulai berubah. Banyak crowd Indonesia yang datang ke sebuah pesta di klub untuk benar-benar menikmati musik yang dimainkan DJ favoritnya. Saat ini, membersihkan citra musik house dan dunia clubbing Indonesia itu yang menjadi misi ouwner tempat hiburan malam, dan belakangan sudah mulai tampak. (Namun upaya ini sedikit “tercoreng” dengan tertangkapnya pemilik klub malam yang berinisial F beberapa hari yang lalu. Pemilik klub malam yang saya tulis bersambung pada edisi 3 itu tertangkap saat pesta shabu-shabu di rumah mewahnya di kawasan Jalan Ijen). Para pengunjung party amat jarang yang mabuk drug, paling hanya sebatas bir, atau minuman red label saja. Kini, keadaan telah berubah. Rave party bukan lagi sekadar ajang pesta gila-gilaan dan kampungan dengam bergoyang tak tentu arah karena sebelum datang mengonsumsi pil estasi atau narkoba. Tetapi, banyak yang datang memang demi menikmati sebuah sajian musik yang mampu menggembirakan hati, melupakan persoalan, dan sekalian berolahraga. Termasuk Andakah? Kalau saya iya………Wassalam. (Agus C.Winardi / Prawoto)
Dunia prostitusi terselubung semakin terfasilitasi dengan kehadiran pusat perbelanjaan, tempat hiburan, discotik, café-café. Dan ini dimanfaatkan betul oleh “mereka”. Kok bisa? Dan siapa saja mereka? (1-bersambung)
Berikut sedikit gambaran, setelah beberapa waktu lalu, penulis berkunjung ke kota dingin Malang. (Nggak salah khan hasil “jalan-jalan” dijadikan tulisan..)
Jarum jam menunjukkan pukul 23.00, tampak dua wanita turun dari Taxi warna biru dengan call number (0341) 690xxx. Setelah pintu Taxi dibuka, tanpa celingak-celinguk keduanya langsung melangkahkan kaki masuk ke dalam salah satu tempat hiburan malam di jantung kota Malang. Walaupun terbilang baru, namun lokasinya yang strategis itu langsung menjadi trend setter tidak hanya bagi kaum muda tetapi juga diminati lelaki berumur.
Hiburan yang menyatu dengan pusat perbelanjaan itu memiliki 2 area. Area pertama ruang dance floor dan sebelah dalam ruangan ber-AC. Ruangan yang kami sebut kedua, lebih banyak dipenuhi lelaki berumur alias 35 ke atas. Mereka kebanyakan datang berkelompok, datang dengan kolega dan ada yang datang bersama pasangannya. Menjelang tengah malam, tempat ini bukannya sepi tapi bertambah ramai. Para tamu selain berkaraoke juga tampak bersantai sambil menikmati aneka menu dan minuman yang disediakan.
Kami (penulis, red) yang saat itu datang berempat dengan Tam (Mat) , Awik serta Kurniawan teman lama kuliah di Malang merasakan betul atmosfir berbeda. Kebetulan sejak penulis merapat ke Bojonegoro menjadi ‘Kuli Tinta”, baru pertama kali menginjakkan kaki di tempat itu karena saat bergeser, tempat tersebut belum “terbit”. Walhasil, wajah bloon efek kelamaan berendam minyak sumur Sukowati dan lama tak terbang membuat saya sangat Mbulu (baca: Ndeso,Red).
Setelah melewati pintu, kami berbelok ke kiri dan melewati meja resepsionis yang ditata mirip meja bartender. Tak lama, seorang cewek berpakaian blues dipadu dengan rok mini berbahan jeans memeriksa ruang karaoke yang kosong dan memerintahkan waiters untuk mengantarkan kami. Melalui lorong yang kami lewati di sebelah kiri dan kanannya terdengar berbagai jenis musik keluar dari celah-celahnya. Mungkin (dalam hati saya) tempat ini juga menyediakan tempat bagi kaum hedonist untuk melakukan “hal-hal lain” selain refreshing berkaraoke.(Tapi saya nggak ngerti Boss).
Kami kemudian masuk ke dalam ruangan yang lumayan besar. Di dalamnya terdapat meja bar lengkap dengan meja DJ. Tarif ruangan tersebut lumayan mahal Rp 125.000/ jam. Kami (tepatnya teman saya, Tam) kemudian memesan 2 pitcher bir seharga @ Rp 85.000. Tak lama berselang bersama datangnya minuman yang kami pesan, muncul 3 Lady Companion (Pemandu karaoke) cantik nan wangi membuka pintu. Namanya aja gadis untuk menemani, mereka cepat akrab, ramah, dan berusaha menyenangkan “kami”. Penampilan ketiganya sangat modern dan trendi tentu dengan busana yang memperlihatkan keindahan tubuhnya.
Kepada kami ketiganya langsung memperkenalkan diri. Eh salah, kita yang ngajak kenalan. Yang satu mengaku bernama Ira dan satunya bernama Vera (Sing sijine aku lali jenenge nda). Ira saat itu memakai kaos ketat, celana panjang ketat/hipster sehingga memperlihatkan bentuk pinggulnya sangat rendah. Sementara Vera berbusana baju ketat warna putih dengan potongan leher “V” sehingga sedikit jelas memperlihatkan dadanya. Sedangkan Miss yang saya lupa namanya tadi mengenakan You can see pink dengan terusan rok mini. (Kata pemuda Desa Kuniran, Purwosari mereka gak nduwe wedi blas.hehe).
Gaya ketiganya jauh dari kesan wanita nakal atau wanita-wanita penjaja cinta sesaat. Gaya bicaranya intelek dan sepertinya pernah makan bangku sekolah. Sebagai wanita yang memiliki tugas menemani tamu bernyanyi, mereka pasti tak jauh dari sentuhan tamu (laki-laki). Jangan heran kalau tangan-tangan nakal tamu kadang-kadang mampir ke bagian tubuh sensitif mereka. (Tapi kami nggak lho, ora wani). Dari sisi kenikmatan sesaat yang diperoleh dari menemani tamu bernyanyi, mereka juga memiliki kebebasan untuk meminta sesuatu pada tamunya. Mulai sekedar rokok, soft drink, bahkan memesan minuman paling mahal.
Ira yang mengaku berasal dari kota tahu Kediri itu bercerita baru 7 bulan bekerja di tempat karaoke, itupun awalnya diajak seorang temannya. Dia menuturkan, pekerjaan sebagai LC cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi kalau banyak “ajakan” dari tamu usai menemani karaoke. Ketika ditawarkan ajakan ke ranjang, dirinya mengaku tak keberatan. “Saya rasa sebagian besar begitu, jarang banget yang menolak. Yang penting harganya cocok,’’ ujarnya polos sambil menuangkan pitcher bir ke gelas. Menurut dia kalau soal harga bisa dinego, tapi biasanya dia memasang “tarif” Rp 700 ribu short time satu jam (wow...!!)
Berbeda dengan pengakuan Vera, tak sedikit temannya yang menolak ajakan tidur dari tamunya, namun hanya menemani minum alkohol. “Kalau 1 sloki aja OK, kalau menolak sama sekali salah kan. Aku biasanya pesen orange juice aja,’’ ujar cewek yang mengaku kost di sekitar RS Lavalette itu. (Agus C. Winardi)
Berikut sedikit gambaran, setelah beberapa waktu lalu, penulis berkunjung ke kota dingin Malang. (Nggak salah khan hasil “jalan-jalan” dijadikan tulisan..)
Jarum jam menunjukkan pukul 23.00, tampak dua wanita turun dari Taxi warna biru dengan call number (0341) 690xxx. Setelah pintu Taxi dibuka, tanpa celingak-celinguk keduanya langsung melangkahkan kaki masuk ke dalam salah satu tempat hiburan malam di jantung kota Malang. Walaupun terbilang baru, namun lokasinya yang strategis itu langsung menjadi trend setter tidak hanya bagi kaum muda tetapi juga diminati lelaki berumur.
Hiburan yang menyatu dengan pusat perbelanjaan itu memiliki 2 area. Area pertama ruang dance floor dan sebelah dalam ruangan ber-AC. Ruangan yang kami sebut kedua, lebih banyak dipenuhi lelaki berumur alias 35 ke atas. Mereka kebanyakan datang berkelompok, datang dengan kolega dan ada yang datang bersama pasangannya. Menjelang tengah malam, tempat ini bukannya sepi tapi bertambah ramai. Para tamu selain berkaraoke juga tampak bersantai sambil menikmati aneka menu dan minuman yang disediakan.
Kami (penulis, red) yang saat itu datang berempat dengan Tam (Mat) , Awik serta Kurniawan teman lama kuliah di Malang merasakan betul atmosfir berbeda. Kebetulan sejak penulis merapat ke Bojonegoro menjadi ‘Kuli Tinta”, baru pertama kali menginjakkan kaki di tempat itu karena saat bergeser, tempat tersebut belum “terbit”. Walhasil, wajah bloon efek kelamaan berendam minyak sumur Sukowati dan lama tak terbang membuat saya sangat Mbulu (baca: Ndeso,Red).
Setelah melewati pintu, kami berbelok ke kiri dan melewati meja resepsionis yang ditata mirip meja bartender. Tak lama, seorang cewek berpakaian blues dipadu dengan rok mini berbahan jeans memeriksa ruang karaoke yang kosong dan memerintahkan waiters untuk mengantarkan kami. Melalui lorong yang kami lewati di sebelah kiri dan kanannya terdengar berbagai jenis musik keluar dari celah-celahnya. Mungkin (dalam hati saya) tempat ini juga menyediakan tempat bagi kaum hedonist untuk melakukan “hal-hal lain” selain refreshing berkaraoke.(Tapi saya nggak ngerti Boss).
Kami kemudian masuk ke dalam ruangan yang lumayan besar. Di dalamnya terdapat meja bar lengkap dengan meja DJ. Tarif ruangan tersebut lumayan mahal Rp 125.000/ jam. Kami (tepatnya teman saya, Tam) kemudian memesan 2 pitcher bir seharga @ Rp 85.000. Tak lama berselang bersama datangnya minuman yang kami pesan, muncul 3 Lady Companion (Pemandu karaoke) cantik nan wangi membuka pintu. Namanya aja gadis untuk menemani, mereka cepat akrab, ramah, dan berusaha menyenangkan “kami”. Penampilan ketiganya sangat modern dan trendi tentu dengan busana yang memperlihatkan keindahan tubuhnya.
Kepada kami ketiganya langsung memperkenalkan diri. Eh salah, kita yang ngajak kenalan. Yang satu mengaku bernama Ira dan satunya bernama Vera (Sing sijine aku lali jenenge nda). Ira saat itu memakai kaos ketat, celana panjang ketat/hipster sehingga memperlihatkan bentuk pinggulnya sangat rendah. Sementara Vera berbusana baju ketat warna putih dengan potongan leher “V” sehingga sedikit jelas memperlihatkan dadanya. Sedangkan Miss yang saya lupa namanya tadi mengenakan You can see pink dengan terusan rok mini. (Kata pemuda Desa Kuniran, Purwosari mereka gak nduwe wedi blas.hehe).
Gaya ketiganya jauh dari kesan wanita nakal atau wanita-wanita penjaja cinta sesaat. Gaya bicaranya intelek dan sepertinya pernah makan bangku sekolah. Sebagai wanita yang memiliki tugas menemani tamu bernyanyi, mereka pasti tak jauh dari sentuhan tamu (laki-laki). Jangan heran kalau tangan-tangan nakal tamu kadang-kadang mampir ke bagian tubuh sensitif mereka. (Tapi kami nggak lho, ora wani). Dari sisi kenikmatan sesaat yang diperoleh dari menemani tamu bernyanyi, mereka juga memiliki kebebasan untuk meminta sesuatu pada tamunya. Mulai sekedar rokok, soft drink, bahkan memesan minuman paling mahal.
Ira yang mengaku berasal dari kota tahu Kediri itu bercerita baru 7 bulan bekerja di tempat karaoke, itupun awalnya diajak seorang temannya. Dia menuturkan, pekerjaan sebagai LC cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi kalau banyak “ajakan” dari tamu usai menemani karaoke. Ketika ditawarkan ajakan ke ranjang, dirinya mengaku tak keberatan. “Saya rasa sebagian besar begitu, jarang banget yang menolak. Yang penting harganya cocok,’’ ujarnya polos sambil menuangkan pitcher bir ke gelas. Menurut dia kalau soal harga bisa dinego, tapi biasanya dia memasang “tarif” Rp 700 ribu short time satu jam (wow...!!)
Berbeda dengan pengakuan Vera, tak sedikit temannya yang menolak ajakan tidur dari tamunya, namun hanya menemani minum alkohol. “Kalau 1 sloki aja OK, kalau menolak sama sekali salah kan. Aku biasanya pesen orange juice aja,’’ ujar cewek yang mengaku kost di sekitar RS Lavalette itu. (Agus C. Winardi)
Profesi Lady Escort (LE), Lady Companion (LC) alias Pemandu Karaoke bahkan Guest Relation Officer (GRO) di café-café dan di klub-klub malam banyak diminati wanita cantik, kenapa? (2-bersambung)
Selain berparas cantik dan memiliki bentuk tubuh ideal, Lady Escort (LE), Lady Companion (LC) dan Guest Relation Officer (GRO) rata-rata masih muda. Tak berlebih ketika tempat hiburan malam sengaja “memasang” mereka untuk menjadikan daya tarik . Namun tak sedikit dugemmers atau pengunjung yang mencoba mendekati, merayu, bahkan menjanjikan sejumlah materi. Bahkan tak menutup kemungkinan, ujung-ujungnya sebagai pemuas nafsu.
Seperti pelajaran biologi di SMA, hukum simbiosis mutualisme berlaku bagi ketiga belah pihak (LC/LE, Dugemmers, dan pemilik café/discotik). Tak pelak, persaingan di dunia hiburan malam membuat modal utama LC/LE yang “harus” (cantik, smart, gaul, bahkan super seksi) menjadi tolak ukur. Rata-rata mereka yang memilih profesi itu masih berusia muda. (Meminjam istilah Warga Drokilo, Kedungadem mereka sangat “SEHAT”..hehe).
Menjadi LC/LE memang modal utamanya harus berparas cantik, didukung bentuk fisik yang menarik. Tak dapat dipungkiri bila kemudian diantara mereka nyambi sebagai pemuas nafsu pria hidung belang.
Ocha (nama sebenarnya, salah satu GRO panti pijat dan spa di Malang menjelaskan, tugasnya di salah satu hiburan malam itu yaitu memberikan arahan yang jelas kepada pelanggan/pengunjung dalam menggunakan fasilitas yang ditawarkan di tempat ia bekerja. Lajang berusia 22 tahun itu bertugas sebagai front officer. Parasnya yang cantik, berkulit bersih dan memiliki lekuk tubuh yang menarik menjadi pemandangan indah. Yang membedakan dengan yang lain, dalam bekerja Ocha berseragam lebih sopan dan bersikap profesional dalam melayani tamu. Dia bertugas menerangkan apa saja yang bisa diperoleh alias fasilitas di dalamnya. (Kebetulan saat ini ia bekerja di salah satu panti pijat sekaligus menyediakan spa )
Tahun 2006 lalu, Ocha pernah menjadi bartender di salah satu café sekitar sengkaling sebelum berpindah ke tempat barunya itu. Dia bercerita, umumnya dia mengenal baik tamunya terutama yang kerap datang ke tempat ia bekerja sekarang. Kedekatannya dengan berbagai tipe pria itu membuatnya terbiasa dan bebas untuk bercanda akrab. Sikapnya yang manis dan terbuka menjadi salah satu daya tarik bagi pengunjung spa itu. Ibaratnya di tengah-tengah banyaknya bunga yang sewarna, mencuat bunga dengan warna yang berbeda dan tentunya lebih menarik. Karena gadis seperti Ocha tak berdandan mencolok dan make up-nya tipis alias tak menor.
Dia mengakui, kedekatannya dengan tamu (pengunjung) itu yang justru memberi peluang mendapatkan penghasilan sampingan selain gaji bulanan yang ia peroleh. Menurut dia, dirinya tak berani meminta barang-barang mahal, misalnya jam atau ponsel keluaran terbaru. “Aku tak pernah lho mas minta sesuatu pada mereka, namun kalau dikasih ya tak terima,’’ aku gadis asal kota brem itu. Bukan klien-nya yang tak mampu membelikannya, namun dia tak ingin “pekerjaan” sampingannya itu diketahui oleh orang lain apalagi orang tuanya. Dengan pekerjaan yang mengharuskan ia pulang larut malam, Ocha sekarang nge-kost sekitar 200 m dari tempat ia bekerja. (mau tau kost-nya, di daerah Dau Malang, tepatnya rumah di sebelah barat bakul nasi goreng. Positif..nda).
Tak berbeda jauh dengan Ocha, Eva (yang ini bukan nama sebenarnya) teman satu kost Ocha yang berprofesi hampir sama. Eva tak menampik pekerjaan di tempat hiburan malam punya peluang besar untuk mendatangkan uang. Ia tahu, pekerjaan yang dilakukannya cenderung menonjolkan penampilan (bentuk tubuh) ketimbang skill. Bukan rahasia lagi lanjut Eva, dirinya berhubungan dengan tamu yang datang ke tempat tersebut yang tujuan mencari wanita penghibur. “Namun jika pengunjung tak mau ditemani, ya nggak pa pa,’’ katanya enteng. Pekerjaan yang diembannya relatif mudah, itu pun tak terlalu mutlak tergantung tamu yang dihadapi. Ia kadang harus menemani tamu hingga larut malam hingga menenggak minuman alkohol misalnya.
Tugas Eva sebagai GRO sebenarnya selain sebagai sumber informasi juga berusaha membuat tamu membelanjakan uang sebanyak-banyaknya terutama untuk membeli minuman. Naluri lelaki adalah dengan keberadaan wanita di sampingnya, tamu-tamu itu GR (gedhe rumongso) sehingga lebih tertantang untuk banyak minum. Sasaran utama yaitu tamu yang datang minimal berdua. “Biasanya tamu yang datang berkelompok lebih royal membelanjakan uangnya termasuk minuman yang dipesan. Tak jarang aku juga ditraktir oleh mereka,’’ ungkap cewek yang masih kuliah di salah satu PTS terkenal dengan slogan white kampus itu. (Agus C. Winardi)
Selain berparas cantik dan memiliki bentuk tubuh ideal, Lady Escort (LE), Lady Companion (LC) dan Guest Relation Officer (GRO) rata-rata masih muda. Tak berlebih ketika tempat hiburan malam sengaja “memasang” mereka untuk menjadikan daya tarik . Namun tak sedikit dugemmers atau pengunjung yang mencoba mendekati, merayu, bahkan menjanjikan sejumlah materi. Bahkan tak menutup kemungkinan, ujung-ujungnya sebagai pemuas nafsu.
Seperti pelajaran biologi di SMA, hukum simbiosis mutualisme berlaku bagi ketiga belah pihak (LC/LE, Dugemmers, dan pemilik café/discotik). Tak pelak, persaingan di dunia hiburan malam membuat modal utama LC/LE yang “harus” (cantik, smart, gaul, bahkan super seksi) menjadi tolak ukur. Rata-rata mereka yang memilih profesi itu masih berusia muda. (Meminjam istilah Warga Drokilo, Kedungadem mereka sangat “SEHAT”..hehe).
Menjadi LC/LE memang modal utamanya harus berparas cantik, didukung bentuk fisik yang menarik. Tak dapat dipungkiri bila kemudian diantara mereka nyambi sebagai pemuas nafsu pria hidung belang.
Ocha (nama sebenarnya, salah satu GRO panti pijat dan spa di Malang menjelaskan, tugasnya di salah satu hiburan malam itu yaitu memberikan arahan yang jelas kepada pelanggan/pengunjung dalam menggunakan fasilitas yang ditawarkan di tempat ia bekerja. Lajang berusia 22 tahun itu bertugas sebagai front officer. Parasnya yang cantik, berkulit bersih dan memiliki lekuk tubuh yang menarik menjadi pemandangan indah. Yang membedakan dengan yang lain, dalam bekerja Ocha berseragam lebih sopan dan bersikap profesional dalam melayani tamu. Dia bertugas menerangkan apa saja yang bisa diperoleh alias fasilitas di dalamnya. (Kebetulan saat ini ia bekerja di salah satu panti pijat sekaligus menyediakan spa )
Tahun 2006 lalu, Ocha pernah menjadi bartender di salah satu café sekitar sengkaling sebelum berpindah ke tempat barunya itu. Dia bercerita, umumnya dia mengenal baik tamunya terutama yang kerap datang ke tempat ia bekerja sekarang. Kedekatannya dengan berbagai tipe pria itu membuatnya terbiasa dan bebas untuk bercanda akrab. Sikapnya yang manis dan terbuka menjadi salah satu daya tarik bagi pengunjung spa itu. Ibaratnya di tengah-tengah banyaknya bunga yang sewarna, mencuat bunga dengan warna yang berbeda dan tentunya lebih menarik. Karena gadis seperti Ocha tak berdandan mencolok dan make up-nya tipis alias tak menor.
Dia mengakui, kedekatannya dengan tamu (pengunjung) itu yang justru memberi peluang mendapatkan penghasilan sampingan selain gaji bulanan yang ia peroleh. Menurut dia, dirinya tak berani meminta barang-barang mahal, misalnya jam atau ponsel keluaran terbaru. “Aku tak pernah lho mas minta sesuatu pada mereka, namun kalau dikasih ya tak terima,’’ aku gadis asal kota brem itu. Bukan klien-nya yang tak mampu membelikannya, namun dia tak ingin “pekerjaan” sampingannya itu diketahui oleh orang lain apalagi orang tuanya. Dengan pekerjaan yang mengharuskan ia pulang larut malam, Ocha sekarang nge-kost sekitar 200 m dari tempat ia bekerja. (mau tau kost-nya, di daerah Dau Malang, tepatnya rumah di sebelah barat bakul nasi goreng. Positif..nda).
Tak berbeda jauh dengan Ocha, Eva (yang ini bukan nama sebenarnya) teman satu kost Ocha yang berprofesi hampir sama. Eva tak menampik pekerjaan di tempat hiburan malam punya peluang besar untuk mendatangkan uang. Ia tahu, pekerjaan yang dilakukannya cenderung menonjolkan penampilan (bentuk tubuh) ketimbang skill. Bukan rahasia lagi lanjut Eva, dirinya berhubungan dengan tamu yang datang ke tempat tersebut yang tujuan mencari wanita penghibur. “Namun jika pengunjung tak mau ditemani, ya nggak pa pa,’’ katanya enteng. Pekerjaan yang diembannya relatif mudah, itu pun tak terlalu mutlak tergantung tamu yang dihadapi. Ia kadang harus menemani tamu hingga larut malam hingga menenggak minuman alkohol misalnya.
Tugas Eva sebagai GRO sebenarnya selain sebagai sumber informasi juga berusaha membuat tamu membelanjakan uang sebanyak-banyaknya terutama untuk membeli minuman. Naluri lelaki adalah dengan keberadaan wanita di sampingnya, tamu-tamu itu GR (gedhe rumongso) sehingga lebih tertantang untuk banyak minum. Sasaran utama yaitu tamu yang datang minimal berdua. “Biasanya tamu yang datang berkelompok lebih royal membelanjakan uangnya termasuk minuman yang dipesan. Tak jarang aku juga ditraktir oleh mereka,’’ ungkap cewek yang masih kuliah di salah satu PTS terkenal dengan slogan white kampus itu. (Agus C. Winardi)
Week day identik dengan suasana kerja, tempat clubbing atau dugem hanya ada saat weekend saja. Asumsi tersebut sekarang tak berlaku lagi. Senin-Rabu justru bertambah ramai, ada apa? (3-bersambung)
Tempat hiburan hanya ramai pada malam minggu, selama ini dipahami tidak saja oleh clubber tapi juga pemilik hiburan malam. Namun sekarang, tempat hiburan malam justru ramai-ramai menghidupkan acara pada hari Senin-Rabu. Programnya pun variatif sesuai dengan target masing-masing tempat hiburan. Jadi clubber pun tak hanya menikmati happy hour, sekedar party, clubbing, tapi juga hangout.
Dulu, banyak tempat hiburan malam memilih tutup atau setengah hati jika terpaksa buka pada Senin-Rabu. Kalaupun terpaksa buka, biasanya tanpa program istimewa. Tamu yang datang hanya disuguhi musik DJ, akibatnya tak sedikit klub yang sepi pada malam itu. Pada satu sisi, tamu-tamu tetap menuntut klub mengadakan program setiap hari terutama pada Senin-Rabu malam. Biasanya mereka lebih suka memilih musik dengan tempo sedang, bukan musik-musik dance yang memiliki beat cepat. Sebab dengan tempo beat cepat dapat memancing mereka larut dalam suasana party. Akibatnya jelas, bangun pagi pada esok hari jadi berat dan pekerjaan jadi berantakan.
Walaupun berefek dengan kondisi tersebut, belakangan banyak klub tetap beroperasi pada Senin-Rabu. Tentunya bukan sekedar buka tetapi tetap dengan program-program khusus. Dengan demikian, membuat tamu tak ada alasan untuk tidak datang ke tempat hangout itu. Biasanya klub menyiasatinya sesuai dengan target market yang ingin dicapai.
Keadaan ini dapat disaksikan juga di salah satu klub di jantung kota Malang. Saat liburan beberapa waktu lalu di kota dingin, saya (penulis) pun merasakan pemandangan lain. Klub malam (terbilang baru) yang berada di kawasan mall di seputaran alun-alun itu, menyelenggarakan program khusus pada malam yang sering juga disebut bukan saat untuk dugem. Klub yang (kebetulan baru pertama saya datangi itu) setelah pindah ke kota ledre, memilih pangsa pengunjung level menengah ke atas. Untuk mencapai target itu dipilihlah format lagu yang beraliran classic disco dan classic house.
Masih segar dalam ingatan penikmat hiburan malam, sebuah jargon yang dilempar salah satu tempat hiburan “kelas atas”. Jargon I Don’t Like Monday diubah menjadi I Like Monday. Jargon inilah yang kemudian banyak ditiru oleh beberapa tempat hiburan malam untuk mengusung tema khusus pada malam itu. Lewat program ini,biasanya tempat hiburan menampilkan band-band cafe dengan menampilkan lagu-lagu hits. Sekaligus perpaduan live band, DJ Performance, Fashion Show, bahkan sexi dancer.(menarik bukan...!)
Mudah ditebak, klub malam dengan inisial “F.....’ itu dibanjiri pengunjung pada Senin malam. Bahkan 4 kali Senin pada bulan Agustus, dikemas dengan beraneka tema antara lain: Naked Bunny, Flaming Red, Jungle Babes, serta Sporty Chick. (Acaranya seru gak ya!!). Bahkan selepas lebaran nanti sekaligus menyambut tahun baru, klub tersebut telah menyiapkan berbagai acara. Diantaranya; Scandalous Fairy, Kama Sutra, Poison Ivi, dan Geisha. (Ini maksudnya apa ya, pengen tau, ayo ama aku datang ntar usai lebaran...hehe).
Jelang bulan Ramadhan yang dipastikan tempat tersebut harus “break”, pemilik klub tersebut siap dengan format acara spesial. Biasanya H-3 sebelum bulan puasa mereka membuat acara “penutup” dengan suguhan berbeda dibanding hari biasanya. Bahkan, pada hari terakhir pengunjung akan merasakan atmosfir berbeda, tentunya dengan berkumpulnya para dugemmer. Pada hari tersebut, di dalam tempat hiburan pengunjung pasti tidak dapat leluasa bergerak dan berdesakan. Karena dapat dipastikan, hall penuh sesak bahkan sebagian dugemmer harus rela hanya sampai di pintu masuk saja. Bukan karena tidak punya duit, namun “tiket”nya sudah sold out. (Agus C. Winardi)
Tempat hiburan hanya ramai pada malam minggu, selama ini dipahami tidak saja oleh clubber tapi juga pemilik hiburan malam. Namun sekarang, tempat hiburan malam justru ramai-ramai menghidupkan acara pada hari Senin-Rabu. Programnya pun variatif sesuai dengan target masing-masing tempat hiburan. Jadi clubber pun tak hanya menikmati happy hour, sekedar party, clubbing, tapi juga hangout.
Dulu, banyak tempat hiburan malam memilih tutup atau setengah hati jika terpaksa buka pada Senin-Rabu. Kalaupun terpaksa buka, biasanya tanpa program istimewa. Tamu yang datang hanya disuguhi musik DJ, akibatnya tak sedikit klub yang sepi pada malam itu. Pada satu sisi, tamu-tamu tetap menuntut klub mengadakan program setiap hari terutama pada Senin-Rabu malam. Biasanya mereka lebih suka memilih musik dengan tempo sedang, bukan musik-musik dance yang memiliki beat cepat. Sebab dengan tempo beat cepat dapat memancing mereka larut dalam suasana party. Akibatnya jelas, bangun pagi pada esok hari jadi berat dan pekerjaan jadi berantakan.
Walaupun berefek dengan kondisi tersebut, belakangan banyak klub tetap beroperasi pada Senin-Rabu. Tentunya bukan sekedar buka tetapi tetap dengan program-program khusus. Dengan demikian, membuat tamu tak ada alasan untuk tidak datang ke tempat hangout itu. Biasanya klub menyiasatinya sesuai dengan target market yang ingin dicapai.
Keadaan ini dapat disaksikan juga di salah satu klub di jantung kota Malang. Saat liburan beberapa waktu lalu di kota dingin, saya (penulis) pun merasakan pemandangan lain. Klub malam (terbilang baru) yang berada di kawasan mall di seputaran alun-alun itu, menyelenggarakan program khusus pada malam yang sering juga disebut bukan saat untuk dugem. Klub yang (kebetulan baru pertama saya datangi itu) setelah pindah ke kota ledre, memilih pangsa pengunjung level menengah ke atas. Untuk mencapai target itu dipilihlah format lagu yang beraliran classic disco dan classic house.
Masih segar dalam ingatan penikmat hiburan malam, sebuah jargon yang dilempar salah satu tempat hiburan “kelas atas”. Jargon I Don’t Like Monday diubah menjadi I Like Monday. Jargon inilah yang kemudian banyak ditiru oleh beberapa tempat hiburan malam untuk mengusung tema khusus pada malam itu. Lewat program ini,biasanya tempat hiburan menampilkan band-band cafe dengan menampilkan lagu-lagu hits. Sekaligus perpaduan live band, DJ Performance, Fashion Show, bahkan sexi dancer.(menarik bukan...!)
Mudah ditebak, klub malam dengan inisial “F.....’ itu dibanjiri pengunjung pada Senin malam. Bahkan 4 kali Senin pada bulan Agustus, dikemas dengan beraneka tema antara lain: Naked Bunny, Flaming Red, Jungle Babes, serta Sporty Chick. (Acaranya seru gak ya!!). Bahkan selepas lebaran nanti sekaligus menyambut tahun baru, klub tersebut telah menyiapkan berbagai acara. Diantaranya; Scandalous Fairy, Kama Sutra, Poison Ivi, dan Geisha. (Ini maksudnya apa ya, pengen tau, ayo ama aku datang ntar usai lebaran...hehe).
Jelang bulan Ramadhan yang dipastikan tempat tersebut harus “break”, pemilik klub tersebut siap dengan format acara spesial. Biasanya H-3 sebelum bulan puasa mereka membuat acara “penutup” dengan suguhan berbeda dibanding hari biasanya. Bahkan, pada hari terakhir pengunjung akan merasakan atmosfir berbeda, tentunya dengan berkumpulnya para dugemmer. Pada hari tersebut, di dalam tempat hiburan pengunjung pasti tidak dapat leluasa bergerak dan berdesakan. Karena dapat dipastikan, hall penuh sesak bahkan sebagian dugemmer harus rela hanya sampai di pintu masuk saja. Bukan karena tidak punya duit, namun “tiket”nya sudah sold out. (Agus C. Winardi)
Promo Ladies Night, diskon 50% hingga hingga fasilitas Buy 1 Get 1 for Draught Beer, jadi pancingan. (4-habis).
Dengan memiliki regulasi program yang telah mantap disiapkan, otomatis tempat hiburan malam akan menjadi jujugan para clubber. Acara dengan program pada hari tertentu, pasti akan berefek terhadap berjubelnya pengunjung. Jika hal itu terjadi, tentu berimbas pula meningkatnya pemasukan ke pemilik hiburan malam. Mereka (baca: pengunjung) bukan hanya disuguhi hiburan yang meningkatkan adrenalin, para tamu juga dimanjakan dengan diskon hingga 50% untuk beberapa minuman “kelas atas”. Tidak ketinggalan, potongan harga yang berlaku pada draft beer baik gelas maupun kemasan pitcher. Dan tentu paket Buy 1 get 1 alias (tuku siji oleh emboh siji) menjadi pancingan dugemmer untuk tidak melewatkan even yang dihelat. Klub yang saya sebutkan pada tulisan edisi-3, memang menggaet pangsa menengah ke atas, bukan konsumen ABG yang doyan dugem. Sehingga suasana mewah, lux, dan sedikit private lebih terasa.
Tempat hiburan yang baru beroperasi tak lebih dari setahun itu memang beda. Suasana gemebyar langsung terasa ketika pengunjung membuka pintu. Untuk sampai ke dalam area, tamu terlebih dahulu harus melewati wine cellar yang berada di sebelah kiri pintu masuk. Lebih ke dalam, terdapat dinding kaca transparan yang diberi assesoris balok kayu membatasi ruangan klub malam tersebut. Lebih ke dalam lagi, suasana mewah dengan penerangan sedikit remang-remang sangat-sangat menggoda.
Suasana lebih dan makin hidup, karena Lady Companion (LC) berlalu lalang di hadapan pengunjung. Wanita-wanita yang usianya nggak lebih dari 28 tahun itu semuanya tampil seksi, sehat sekaligus segar dipandang. Tentu semuanya juga menggunakan “balutan” busana yang agak minim. Disitu, sekitar 7-8 set sofa warna merah terhampar di dalam bar. Sementara hall yang cukup luas tersebut berjejer sejumlah bangku tinggi dijejer memutari meja berbentuk lingkaran.
DJ Booth (tempat DJ beraksi) berada di sisi kanan bar dan dilengkapi dance floor yang sangat lapang. Jarak antara bar dengan sofa pun cukup luas sehingga tamu yang sedang berjoged tak menghalangi/mengganggu tamu yang duduk disofa. (Maaf, disini nggak ada istilah senggol bacok). Jadi bagi mereka-meraka yang hobi tawuran ketika menyaksikan hiburan, saya sarankan jangan datang ke tempat ini.
Sekilas, klub yang mampu menampung 200-300 pengunjung itu, pada Senin-Rabu membidik tamu yang pulang kerja. Yaitu para pekerja yang umumnya tidak mau pulang dulu ke rumah sebelum mampir ke tempat tersebut. Khusus Jumat-Minggu, owner tempat hiburan (kayak-nya) membidik tamu yang relatif muda. Indikasinya, selalu dimeriahkan live performance band café dengan tembang-tembang hits, popular, progresif hingga house musik. Tak ketinggalan DJ yang khusus didatangkan dari luar kota Malang menambah meriah suasana.
Tak hanya atmosfir ke-muda-an, menu minuman kelas atas mulai quontro, civas regal, gin, dll ditawarkan dengan harga bervariatif dan tentunya dengan harga spesial. Bahkan juga tersedia, “ramuan” 10 jenis minuman di mix jadi satu oleh bartender yang penyajiannya dengan cara dibakar, namanya “Perfecto 10”. (pengen tau harganya Rp 225.000/gelas). Sepuluh jenis minuman yang di-mix itu kalau tidak salah terdiri dari Vodka, Triple Sec, Tequila, Blue Curracou, Bacardi, Gin, Brandi, Martini, Whisky dan Orange Juice.
Meski terkesan mewah, harga yang ditawarkan relatif tak terlalu mahal jika dibandingkan dengan “kelas” klub malam tersebut. Tempat ini juga memberlakukan cover charge dengan memberikan promo free flow tequila for ladies. Sedangkan bagi pengunjung pria, dimanjakan dengan promo Buy 1 Get 1 beer baik kemasan botol maupun pitcher. Kalau ingin mencoba pengalaman dan suasana baru, ayo bareng-bareng ke kota dingin. Wassalam (Agus C. Winardi)
Dengan memiliki regulasi program yang telah mantap disiapkan, otomatis tempat hiburan malam akan menjadi jujugan para clubber. Acara dengan program pada hari tertentu, pasti akan berefek terhadap berjubelnya pengunjung. Jika hal itu terjadi, tentu berimbas pula meningkatnya pemasukan ke pemilik hiburan malam. Mereka (baca: pengunjung) bukan hanya disuguhi hiburan yang meningkatkan adrenalin, para tamu juga dimanjakan dengan diskon hingga 50% untuk beberapa minuman “kelas atas”. Tidak ketinggalan, potongan harga yang berlaku pada draft beer baik gelas maupun kemasan pitcher. Dan tentu paket Buy 1 get 1 alias (tuku siji oleh emboh siji) menjadi pancingan dugemmer untuk tidak melewatkan even yang dihelat. Klub yang saya sebutkan pada tulisan edisi-3, memang menggaet pangsa menengah ke atas, bukan konsumen ABG yang doyan dugem. Sehingga suasana mewah, lux, dan sedikit private lebih terasa.
Tempat hiburan yang baru beroperasi tak lebih dari setahun itu memang beda. Suasana gemebyar langsung terasa ketika pengunjung membuka pintu. Untuk sampai ke dalam area, tamu terlebih dahulu harus melewati wine cellar yang berada di sebelah kiri pintu masuk. Lebih ke dalam, terdapat dinding kaca transparan yang diberi assesoris balok kayu membatasi ruangan klub malam tersebut. Lebih ke dalam lagi, suasana mewah dengan penerangan sedikit remang-remang sangat-sangat menggoda.
Suasana lebih dan makin hidup, karena Lady Companion (LC) berlalu lalang di hadapan pengunjung. Wanita-wanita yang usianya nggak lebih dari 28 tahun itu semuanya tampil seksi, sehat sekaligus segar dipandang. Tentu semuanya juga menggunakan “balutan” busana yang agak minim. Disitu, sekitar 7-8 set sofa warna merah terhampar di dalam bar. Sementara hall yang cukup luas tersebut berjejer sejumlah bangku tinggi dijejer memutari meja berbentuk lingkaran.
DJ Booth (tempat DJ beraksi) berada di sisi kanan bar dan dilengkapi dance floor yang sangat lapang. Jarak antara bar dengan sofa pun cukup luas sehingga tamu yang sedang berjoged tak menghalangi/mengganggu tamu yang duduk disofa. (Maaf, disini nggak ada istilah senggol bacok). Jadi bagi mereka-meraka yang hobi tawuran ketika menyaksikan hiburan, saya sarankan jangan datang ke tempat ini.
Sekilas, klub yang mampu menampung 200-300 pengunjung itu, pada Senin-Rabu membidik tamu yang pulang kerja. Yaitu para pekerja yang umumnya tidak mau pulang dulu ke rumah sebelum mampir ke tempat tersebut. Khusus Jumat-Minggu, owner tempat hiburan (kayak-nya) membidik tamu yang relatif muda. Indikasinya, selalu dimeriahkan live performance band café dengan tembang-tembang hits, popular, progresif hingga house musik. Tak ketinggalan DJ yang khusus didatangkan dari luar kota Malang menambah meriah suasana.
Tak hanya atmosfir ke-muda-an, menu minuman kelas atas mulai quontro, civas regal, gin, dll ditawarkan dengan harga bervariatif dan tentunya dengan harga spesial. Bahkan juga tersedia, “ramuan” 10 jenis minuman di mix jadi satu oleh bartender yang penyajiannya dengan cara dibakar, namanya “Perfecto 10”. (pengen tau harganya Rp 225.000/gelas). Sepuluh jenis minuman yang di-mix itu kalau tidak salah terdiri dari Vodka, Triple Sec, Tequila, Blue Curracou, Bacardi, Gin, Brandi, Martini, Whisky dan Orange Juice.
Meski terkesan mewah, harga yang ditawarkan relatif tak terlalu mahal jika dibandingkan dengan “kelas” klub malam tersebut. Tempat ini juga memberlakukan cover charge dengan memberikan promo free flow tequila for ladies. Sedangkan bagi pengunjung pria, dimanjakan dengan promo Buy 1 Get 1 beer baik kemasan botol maupun pitcher. Kalau ingin mencoba pengalaman dan suasana baru, ayo bareng-bareng ke kota dingin. Wassalam (Agus C. Winardi)